welcome to my blog,I hope that this can be useful for all of us either now or later,thank you ... "LISTIYO NATARICI"

ALAT SUNTIK YANG TIDAK AMAN MENGANCAM KESEHATAN


Penggunaan alat suntik sebagai alat untuk memasukkan suatu obat atau cairan ke dalam tubuh telah lama dilaksanakan oleh seluruh negara di dunia termasuk salah satunya Indonesia. Alat suntik merupakan alat yang kerapkali digunakan dalam dunia kedokteran sebagai sarana untuk memasukkan obat atau antibiotika kepada pasien. Dalam sehari-hari alat ini sangat membantu dokter dan perawat di suatu RS atau Klinik.
Alat ini dahulunya sebelum “berevolusi” merupakan alat yang terbuat dari kaca dengan piston yang terbuat dari logam dengan jarum baja jenis record. Penggunaannya dapat beberapa kali pada pasien-pasien. Setelah digunakan alat ini disterilkan dengan merebusnya kedalam air mendidih 100oC. itulah potret alat suntik zaman dahulu. Dengan pemakaian alat suntik seperti ini dapat beresiko terjadinya penularan penyakit. Saat ini alat suntik terbuat dari plastik yang diisyaratkan disposible single use only. Artinya pemakaian hanya diperbolehkan untuk satu kali saja.
Namun sadar atau tidak ternyata dalam prakteknya di masyarakat ternyata ada saja yang menggunakan untuk beberapa pasien, bahkan jarumnya digunakan hingga 5 kali, sungguh ironis sekali. Padahal resiko penularan penyakit sangat potensial untuk pemakaian yang berulang kali. Disamping itu jarum yang dipakai berulangkali akan tumpul sehingga akan terasa tersayat, “rasa gregesan” apabila ditusukkan pada penderita. Sungguh kasihan penderita sudah sakit bertambah sakit lagi. Belum lagi orang yang dahulunya sehat ternyata setelah berobat tubuhnya akan mengidap penyakit setelah di diagnosis.
Pada kejadian-kejadian di atas alat suntik dipakai untuk beberapa pasien atau hanya mengganti jarumnya. Banyaknya kejadian penularan penyakit akibat pemakaian alat suntik yang tidak aman menimbulkan kesadaran pada pengambil keputusan untuk menetapkan kebijakan “One Sterile syringe and needle foreach patient”. Dengan adanya kebijakan tersebut dan banyaknya negara yang mengadopsi kebijakan tersebut, kejadian penularan penyakit banyak berkurang apalagi setelah diperkenalkan disposible syringe (alat suntik sekali pakai), dan juga auto destruct syringes. Pemakaian alat suntik yang tidak aman sampai saat ini pun masih sering terjadi di negara-negara berkembang.
Penularan penyakit melalui darah terjadi karena pemakaian alat suntik yang berulang-ulang tanpa sterilisasi. Dalam alat suntik yang telah dipakai terdapat darah yang mengandung bibit penyakit dari orang yang tadi disuntik. Bila alat suntik tersebut dipakai lagi menyuntik pasien/orang lain, bibit penyakit tadi akan masuk ke pasien tersebut. Transmisi penyakit tersebut bisa terjadi walau jarum suntiknya diganti. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa alat suntik tersebut terkontaminasi akibat tekanan negatif yang terjadi waktu jarum dilepas. Penularan seperti ini sering disebut sebagai mechanical transmission. Adapun penyakit yang dapat ditularkan dengan cara ini adalah Hepatitis B & C, HIV/AIDS dan Malaria.
Penularan penyakit Hepatitis B 20-40% dengan suntikan yang tidak aman, Hepatitis C 6% dan HIV/AIDS 0,3%. Manusia sebagai host juga merupakan sumber penularan penyakit. Penularan penyakit diatas melalui jarum suntik yang tidak aman. Besarnya prevalence incidense penyakit mempengaruhi kemungkinan penularan. Untuk kawasan Asia prevalensi (%) Hepatitis B 10%, Hepatitis C 3,8%, dan HIV infection 0,2%.
Pengalaman mengatakan di masyarakat pedesaan setiap hendak berobat ke dokter/perawat/bidan biasanya selalu minta suntik (“handak basontek biar wagas awak”). Animo masyarakat terhadap suntik sangat tinggi untuk keberhasilan pengobatan. Mereka tidak merasa diobati bila tidak disuntik dan hanya diberi obat-obatan untuk diminum. Sebaliknya para tenaga kesehatan pun mempunyai kecenderungan memakai alat suntik untuk memenuhi keinginan masyarakat, hasil pengobatan lebih cepat terlihat yang akhirnya akan lebih dipercayai oleh masyarakat. Di perkotaan khususnya di tempat-tempat praktik dokter swasta kondisi saat ini sudah banyak berubah. Baik dokter maupun pasien menganggap suntikan diberikan bila keadaan sangat perlu karena obat tak bisa diberikan per oral.
Yang tidak kalah pentingnya ternyata disinyalir beberapa laboratorium klinik RS pemerintah dan swasta ternyata masih ada yang menggunakan alat suntik untuk pengambilan darah yang telah dipakai oleh pasien lain. Praktek ini biasanya sekilas tidak nampak oleh kita. Tetapi umumnya ada juga yang mengganti jarumnya dengan jarum baru, hal ini resiko penularan penyakit dapat berkurang, tetapi tidak memberi rasa aman dan masih membahayakan juga bagi penderita. Di laboratorium Puskesmas penggunaan jarum suntik untuk pemeriksaan golongan darah untuk KIR kesehatan, hemoglobin dan hitung sel juga mungkin digunakan berulang oleh petugas. Hal ini mungkin diduga karena keterbatasan dana operasional atau bisa juga petugas yang nakal. Pemakaian alat suntik di Indonesia utamanya untuk pengobatan dan imunisasi. Untuk kegiatan imunisasi saja diperlukan 106 juta alat suntik berbagai tipe, yang dipakai untuk kegiatan imunisasi rutin (BCG, DPT, Campak, Hepatitis), Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), TT WUS, dan Meales Catch Up Campaign. Hal ini mungkin juga tidak menutup kemungkinan dapat dirasakan di unit-unit transfusi darah (UTD) yang menggunakan alat suntik untuk keperluan transfusi darah. Misalnya saja seorang yang sehat setelah mendonor darah ternyata terkena hepatitis B atau Hepatitis C. Hal ini dapat ditelusuri dengan melihat kembali kejadian kebelakang. Seorang yang terkena hepatitis B setelah mendonor mungkin saat sampling darah keperluan CrossMatch menggunakan alat suntik yang bekas, mungkin juga jarum lancet untuk periksa golongan darah juga bekas dipakai oleh pasien lain. Padahal dalam melakukan pelayanan kita seharusnya sudah menghitung cost pembiayaan berupa tarif yang sepaket alat suntik dengan pelayanan. Telah kita ketahui bahwa alat suntik merupakan Bahan-Alat Kesehatan Habis Pakai (BAKHP) yang berarti tergolongan bahan sekali pakai saja. Tidak apalah tarif agak sedikit mahal tetapi alat suntik yang digunakan semua serba hanyar. Bebuhan nyawa jangan takutan buhan unda pakai alat yang sekali pakai dibuang. Alasan menghemat alat, tarif yang lebih murah dan terjangkau, praktis dan istilah “sayang dibuang hanyar sekali dipakai” tidaklah dibenarkan untuk era saat dalam penggunaan alat suntik. Disisi lain dalam dunia hitam Narkoba penggunaan alat suntik berulang kali dan bergantian juga mengancam untuk terjadinya penularan penyakit dikalangan pengguna obat itu. Memang menjadi sebuah iklan dalam tayangan televisi bahwa penularan HIV dapat melalui alat suntik yang dipakai berulang dan bergantian oleh pengguna narkoba. Terlebih baru-baru ini telah diberitakan di media cetak maupun media elektronik bahwa banyak penghuni LP yang terinfeksi HIV (+) setelah dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dilakukan terkait dengan maraknya penggunaan jarum suntik narkoba yang bergantian.
Oleh karena itu perlu penerangan dan penjelasan kepada pihak pemberi jasa pelayanan dan masyarakat tentang penggunaan alat suntik sekali pakai. Misalnya sebelum bersuntik atau pengambilan darah seseorang dapat saja bertanya “Pak/Bu alat ini baru atau pernah dipakai pasien lain”. Dihimbau kepada masyarakat agar waspada dan tolaklah apabila menggunakan alat suntik yang telah dipakai. Disamping itu perlu juga kesadaran pemberi jasa pelayanan yang menggunakan alat suntik untuk menggunakan alat suntik itu sekali pakai saja sehingga akan terjamin keselamatan penderita dari penyakit menular dan rantai penularan penyakit seperti Hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, malaria dan lainnya melalui darah dapat dikurangi atau dicegah sedini mungkin demi peningkatan kualitas hidup umat manusia. Semoga dengan ulasan yang singkat ini dapat menambah pengetahuan tentang penggunaan jarum suntik sebagai Bahan-Alat Kesehatan Habis Pakai (BAKHP).

Ahmad Ripani
Diposkan oleh
Label: Alat Suntik
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "ALAT SUNTIK YANG TIDAK AMAN MENGANCAM KESEHATAN"

Posting Komentar