LAPORAN PRAKTIKUM MENENTUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR
LAPORAN
PRAKTIKUM
MENENTUKAN
KALOR YANG HILANG DALAM PROSES
PERTUKARAN
KALOR
Di Susun Oleh :
Nama : Listiyo Natarici
Kelas : A 13.1
Nim :
16150017
PRODI
D-III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TA 2016/2017
TA 2016/2017
I . TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antar air yang bersuhu tinggi dan air
yang bersuhu rendah.
2. Mahasiswa
dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.
II .
ALAT DAN BAHAN
1. Beaker
glass
2. Kaki
tiga
3. Korek
api
4. Spiritus
5. Termometer
6. Timbangan
7. Stopwatch
8. Air
III .
DASAR TEORI
Kalori meter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk
mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah
kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang
kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain
yang agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan
gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran
kalor dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi.
Energi dalam
(U) adalah keseluruhan energi potensial dan energi kinetik zat-zat yang
terdapat dalam sistem. Energi dalam merupakan fungsi keadaan, besarnya hanya
tergantung pada keadaan sistem. Setiap sistem mempunyai energi karena
partikel-partikel materi (padat, cair atau gas) selalu bergerak acak dan
beragam disamping itu dapat terjadi perpindahan tingkat energi elektron dalam
atom atau molekul. Bila sistem mengalami peristiwa mungkin akan mengubah energi
dalam. Jika suhu naik menandakan partikel lebih cepat dan energi dalam
bertambah (Syukri, 1999).
Kalor (q)
adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai
akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan. Bila sistem
menyerap kalor, q bertanda positif dan q bertanda negatif bila sistem
melepaskan kalor. Kalor (q) bukan merupakan fungsi keadaan karena besarnya
tergantung pada proses. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang
dibutuhkan untuk mengikatkan suhu zat 1oC. kapasitas kalor tentu
saja tergantung pada jumlah zat.
Kapasitas kalor spesifik dapat disederhanakan,
kalor jenis adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan
suhu 1 gram zat sebesar 1oC. Kalor jenis molar adalah banyaknya
energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 0,5 Mol zat sebesar 1oC
(Petrucci, 1996). Kalor dapat diukur dengan percobaan dan kerja. Kerja dihitung
melalui volume dan tekanan yang melawan perubahan itu (Syukri,1999).
a. Konduksi
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari
kontak langsung antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan
menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap
benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu
yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang
lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin
cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.
b. Konveksi
Pemindahan panas berdasarkan gerakan fluida disebut
konveksi. Dalam hal ini fluidanya adalah udara di dalam ruangan.
c. Evaporasi (penguapan)
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi,
sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh
tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi
tubuh.
d. Radiasi.
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar
gelombang-gelombang elektromagnetik. Misalnya tubuh manusia akan mendapat
panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan
kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang
lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang,
tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan
atau obyek-obyek yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang
hampa.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh
masing-masing cara hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi
lingkungan. Umpamanya, udara yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh,
sehingga pemindahan panas tak dapat terjadi melalui penguapan. Pengondisian
suatu ruang seharusnya meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni
terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin.
Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari
segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola
distribusi). Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan
kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan
IV . PROSEDUR
PERCOBAAN
a.
Isi air dalam 2 bejana, masing masing ± 100 ml.
b.
Ukur volume air dalam masing masing bejana.
c.
Timbang massa air dalam masing masing bejana.
d.
Panaskan air dalam salah satu bejana.
e.
Ukur suhu air dalam masing masing bejana.
f.
Campurkan air kedalam salah satu bejana.
g.
Biarkan beberapa saat sampai suhu campuran air itu konstan.
h.
Ukur suhu campuran itu.
i.
Catat semua data yang diperoleh.
V. DATA
Volume air dingin =
V1 (cm3)
|
Massa air dingin =
md (gram)
|
Suhu air dingin = td(0C)
|
Volume air panas = V1(cm3)
|
Massa air panas = mp(gram)
|
Suhu air panas = tp(0C)
|
Suhu campuran = tc(0C)
|
100
|
180,58
|
280C
|
100
|
180,58
|
800C
|
540C
|
Perhitungan :
Massa air = volume air
x massa jenis air.
Massa jenis air = 1
gram/cm3
Kalor jenis air = 1
kal/gram 0C
-m x c x( tc-t2)
= m1 x c x (tc-t1) + kalor yang hilang.
Kalor yang hilang = mP x cp x
– md
x cd x 


VI . ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Kalor yang
hilang = mP x cp x
– md
x cd x 


=180,58 x 1
x (80-54) – 180,58 x 1 x (54-28)
=180,58 x (26)
– 180,58 x (26)
=4.695,08 –
2.210,26
=2484,82 kal
Pada umumnya reaksi kimia
disertai dengan efek panas, pada reaksi eksoterm kalor dilepaskan. Sedangkan
pada rekasi endoterm kalor diserap. Jumlah kalor yang dilepas berkaitan dengan
suatu reaksi bergantung pada jenis reaksi, jumlah zat yang bereaksi, keadaan
fisik zat-zat pereaksi dan hasil reaksi serta bergantung pada suhu. Secara
eksperimental kalor reaksi ditentukan oleh alat kalorimeter.
VII . KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum yang kami lakukan kemarin saya bisa mengambil kesimpulan
tentang praktikum menentukan kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor.
VIII . APLIKASI MEDIS
1. Kompres hangat
Cara kerja
kompres hangat dengan menggunakan buli buli panas yang dibungkus kain yaitu
secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari buli buli kedalam tubuh
sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga akan terjadi
penurunan ketegangan otot.
2. Saat melakukan tranfusi darah
Pada saat melakukan tranfusi darah. Darah yang
sebelumnya dibekukan harus dicairkan terlebih dahulu untuk melancarkan jalannya
darah pada saat tranfusi dengan cara di dinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H.1987. Buku Kimia Dasar
Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke-4.Jakarta : Erlangga
Syukri, S. 1999.Buku Kimia Dasar 1.Bandung : ITB Press. Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/:
Read Users' Comments (0)